Tambang Timah Rakyat Off Masyarakat Butuh Solusi Cari Nafkah dan Kelanjutan Pendidikan Anak

    Tambang Timah Rakyat Off Masyarakat Butuh Solusi Cari Nafkah dan Kelanjutan Pendidikan Anak

    BELITUNG TIMUR — Tuhan menciptakan alam beserta isinya untuk ummat manusia dimana disetiap Daerah berbeda jenis. Bukanlah Tuhan menciptakan alam beserta isinya adalah untuk kemakmuran dinikmati dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

    Tambang timah sejak zaman kolonial Belanda sampai sekarang ini Beltim menjadi sentral produksi timah terbesar, otomatis mayoritas masyarakatnya menjadi penambang biji timah ataupun pasir hitam ini yang banyak diburu oleh masyarakat penambang. 

    Tambang Timah sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat Beltim tidak dipungkiri hal ini memang terjadi, contohnya terlihat jelas ketika aktifitas tambang berjalan daya beli masyarakat meningkat yang mampu stabil ekonominya walaupun Beltim seperti daerah lain dilanda situasi Covid-19, banyak Daerah ekonominya lumpah sementara Beltim malah sebaliknya, ekonomi tetap bergerak bahkan cenderung meningkatnya ekonomi masyarakat.

    Pemerintah Daerah setempat sebagai penguasa wilayah tertinggi harus mengambil sikap 'Arif & Bijak' tidak hanya semata menerapkan aturan. Bijak dan Arif bagi masyarakatnya di Belitung Timur yang mayoritas menambang timah buatkan ketentuan yang Arif dan bijaksana bagi masyarakat penambang.

    Tokoh masyarakat dan juga penambang timah inisialkan ( AJ ) berharap, ini butuh perhatian Pemerintahan Daerah agar masyarakatnya bisa segera bekerja menambang lagi seperti sebelumnya jangan biarkan diabaikan. 

    " Saat ini tambang timah rakyat off karena protes aktivis lingkungan, sehingga kami tidak bisa bekerja tambang, tentu ini sangat menghawatirkan, kami yang punya keluarga yang harus dikasih nafkah makan dan biaya pendidikan anak" Ujar AJ dengan tegas.

    Dikatakannya bahwa dirinya serta masyarakat Damar hususnya dan Beltim umumnya yang keseharian berprofesi sebagai penambang timah untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya dan berharap kepada Pemerintah tidak hanya memikirkan protes satu orang atau kelompok saja, namun pemerintah memikirkan masyarakat yang butuh pekerjaan mencari nafkah keluarga serta biaya kelanjutan sekolah anak.

    " Dari dulu kami adalah penambang, seharusnya aktivis juga punya solusi bukan hanya protes dan melarang, coba apa yang aktivis bisa buat ketika tambang di Stop, bisakah aktivis berikan solusi dan pekerjaan buat kami, jangan hanya bisa selamatkan lingkungan, mangrove dan DAS saja, berikan solusi buat kami masyarakat yang butuh pekerjaan" Ujar AJ dengan nada kesal.

    AJ juga berharap sangat kepada wakil rakyat yang duduk di DPRD dan Pemerintah untuk segara bersikap tegas agar tidak berlarut yang dikhawatirkan akan berdampak kepada sosial ekonomi masyarakat dan berefek Daerah tidak aman.

    " Sudah seharusnya DPRD, Pemerintah Daerah, beserta Instansi terkait juga harus dapat berikan solusi dan bersikap yang terbaik agar roda ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidup di tambang timah dapat berjalan, karena kalau berlarut bukan mustahil bisa terjadi tindakan kriminal, Daerah tidak aman, situasi menjadi tambah parah" Pungkas AJ kepada awak media.

    Pemilik warung kopi mengatakan kepada awak media dan mengeluh atas sepinya pengunjung diwarkopnya imbas dari di offnya tambang timah beberapa hari yang lalu.

    " Baru berapa hari stop (tambang timah - red) warkop sepi, liat itu pasar juga sepi bagaimana jika lama (tambang timah off - red)" ujar pemilik warkop spontan kepada awak media yang baru saja duduk pesan kopi. (Tim)

    Helmi M Fadhil

    Helmi M Fadhil

    Artikel Sebelumnya

    Sepanjang Tahun 2021 Dinas PUPR Beltim Bangun...

    Artikel Berikutnya

    Imbas Tambang Timah Rakyat Off, Juru Parkir...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar

    Ikuti Kami